Di Indonesia isu hadirnya Revolusi Industri 5.0 menjadi perbincangan para psikolog dan pengamat manajemen serta para pengembang teknologi dan bisnis. Mulanya penerapan Revolusi Industri 5.0 yang diinisiasi oleh negara Jepang berawal dari masalah yang berhubungan dengan pengelolaan kondisi masyarakatnya.
Revolusi industri 5.0 Jepang pertama kali diperkenalkan pada Juni 2017. Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, memperkenalkan road-map yang terkesan lebih humanis pada tanggal 21 Januari 2019. Road map tersebut dikenal dengan istilah super-smart society atau society 5.0.
Sisi revolusi industri ini dianggap lebih memperhatikan sisi kemanusiaan. Jutaan data dikumpulkan di internet untuk kemudian diolah demi menghasilkan teknologi yang bisa diterapkan di berbagai bidang kehidupan.
Dilansir dari Tekno Kompas, dalam Pertemuan Tahunan Forum Ekonomi Dunia 2019 di Davos, Swiss, pada Rabu, 23 Januari lalu. Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menjelaskan visi baru Jepang, Society 5.0.
Menurut Kantor Kabinet Jepang, Society 5.0 didefinisikan sebagai sebuah masyarakat yang berpusat pada manusia yang menyeimbangkan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial melalui sistem yang sangat mengintegrasikan ruang maya dan ruang fisik.
“Di Society 5.0, itu bukan lagi modal, tetapi data yang menghubungkan dan menggerakkan segalanya, membantu mengisi kesenjangan antara yang kaya dan yang kurang beruntung. Layanan kedokteran dan pendidikan, dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi, akan mencapai desa-desa kecil di wilayah Sub-Sahara,” ujar Abe. “Tugas kita jelas. Kita harus membuat data sebagai penghambat kesenjangan yang besar,” tambahnya.
Berikut beberapa aktivitas yang diterapkan dalam kemajuan Society 5.0 di Jepang:
- Pengiriman paket dengan menggunakan drone tanpa awak.
- Pelayanan kesehatan yang mengandalkan sistem remote.
- Kulkas pintar dengan pintu yang dapat memberikan info tentang jumlah persediaan makanan di dalamnya serta saran untuk membuat aneka hidangan.
- Pemanfaatan teknologi robot dan Artificial Intelligence (AI) sebagai pelayan restoran dan hotel.
- Kreasi robot yang dapat membantu menyelesaikan urusan rumah tangga (misalnya bersih-bersih rumah dan memberi makan hewan peliharaan).
- Penggunaan teknologi robot dan sensor untuk merawat sejumlah infrastruktur seperti jalan raya, terowongan, dan jembatan.
Komentar