Kegagalan dalam berbisnis memang bukanlah hal yang tabu. Baik ketika melakukannya sendirian atau kalian punya alasan bisnis dengan teman, dirasa lebih menguntungkan. Apalagi untuk kalian yang baru mencoba beralih pekerjaan atau sedang mencari penghasilan tambahan dengan berbisnis. Tentu rasanya, menjalankan bisnis dengan teman akan lebih mudah dijalani.
Kita semua pasti mencari tahu, tentang bagaimana cara memulai bisnis yang benar. Bahkan ketika menjalankannya pun, kita akan terus berusaha dan dituntut untuk tak henti belajar.
Ketika kita memutuskan untuk memulai bisnis secara sendirian, ada saja alasan bisnis yang menghambat kita untuk memulai dan juga ketika sudah menjalankannya. Misal saja, kekurangan modal, kekurangan peralatan bahkan kekurangan keahlian karena masih baru mengenal dunia bisnis dibidang tertentu.
Bagi mereka yang memutuskan berbisnis dengan teman, justru seringkali tidak bisa bertahan lama. Dengan segala faktor penyebabnya, mereka yang memilih bisnis dengan teman malah mengalami kegagalan.
Faktor Penyebab Kegagalan Bisnis
Definisi kegagalan dalam menjalankan bisnis, bisa saja disimpulkan merupakan suatu kewajiban yang tidak terpenuhi oleh pelaku bisnis itu sendiri. Begitupun ketika harapan tidak sesuai dengan kenyataan dalam berbisnis, dengan segala faktor penyebabnya.
Di dalam buku yang ditulis oleh Gaughan yang berjudul “Mergers, Acquisition, and Corporate Restructuring”. Faktor penyebab kegagalan bisnis dikategorikan menjadi 7 kategori yaitu faktor ekonomi, faktor keuangan, faktor pengalaman, penipuan, bencana, faktor strategi, dan lain-lain. “Lain-lain” dalam hal ini adalah seperti kebiasaan kerja yang buruk dan konflik bisnis.
Berikut 5 alasan bisnis dengan teman bisa gagal.
1. Mengabaikan Akad dalam Berbisnis
Bagi kalian yang memiliki alasan bisnis dengan teman bisa lebih saling menguntungkan, itu benar! Jika kalian juga benar memulai segala tahapannya. Memang biasanya, memulai dan menjalankan bisnis dengan santai atas dasar kenal sebagai hubungan pertemanan. Akan merasa enjoy dan have fun, apalagi teman kalian itu satu passion dan memiliki keahlian yang saling melengkapi.
Namun, seringkali akad dalam berbisnis atau perjanjian di awal bisnis tersebut, malah diabaikan bahkan dianggap hal yang sepele.
Alasan gagal bisnis dengan teman pada poin pertama ini, biasanya sering dialami oleh pertemanan di usia muda. Mereka yang memulainya dengan motivasi tinggi dan semangat karena menjalankan apa yang disukai, membuat bisnis ini berjalan tidak sehat karena kurangnya persiapan untuk menjadi besar.
Jadi, akad dalam berbisnis itu penting lho. Walaupun sudah menjadi teman dekat, alangkah baiknya sejak awal sudah membahas akad dalam berbisnis ini. Misal saja, pembagian persentase modal, keuntungan, tugas pekerjaan dan wewenang masing-masing dari kalian dalam menjalankan bisnis tersebut.
2. Tidak Membuat Visi dan Misi yang Jelas
Walaupun bisnis yang dijalani dimulai dari skala kecil. Baik dengan orang baru ataupun melakukan kerjasama dengan teman. Visi dan misi ini sangat penting untuk dipetakan sejak awal.
Kalian tidak harus menuliskannya dalam buku besar ataupun dokumen tertulis. Jika merasa hal ini terlalu formal, kalian bisa mengemasnya dalam suatu obrolan yang disepakati.
Ya, dengan saling keterbukaan dan bertukar tambah pikiran ketika berbincang dengan teman bisnis. Kalian bisa menyepakati apa yang menjadi visi dan misi kalian melakukan bisnis di bidang tertentu tersebut.
3. Pembagian Tanggung Jawab dan Tugas
Pembagian tanggung jawab dan tugas ini, tidak hanya terpaku dari seberapa besar modal yang dikeluarkan oleh masing-masing dari kalian. Begitupun ketika ada yang merasa keahlian salah satu dari kalian kurang atau lebih dalam menjalankan bisnis tersebut. Pembagian tanggung jawab dan tugas harus tetap disepakati sejak awal.
Ketika memulai bisnis dari skala kecil bahkan mikro, keterbatasan sumber daya manusia menjadi salah satu masalah besar dalam menjalankan bisnis. Untuk itu, ada baiknya ketika kalian memutuskan berbisnis dengan teman,kalian bisa memastikan apakah salah satu dari kalian akan ada yang menjadi pemodal aktif atau pemodal pasif?
Ketika memilih menjadi pemodal pasif itu artinya, kalian yang terjun di lapangan secara langsung (pemodal aktif) akan mendapat tanggung jawab dan tugas yang lebih besar dan utama. Misal saja bertanggung jawab memastikan bisnis terus berjalan dan bertugas mengelola segala aktivitas bisnis tersebut. Kelak ketika menghasilkan, tentu kalian mendapat 2 sumber penghasilan, yakn upah tenaga kerja dan bagi hasil sebagai pemodal.
Berbeda halnya, ketika kalian memilih menjadi pemodal yang pasif. Misal saja kalian menyewa karyawan atau hanya satu dari kalian yang memilih tidak ikut terjun ke lapangan. Tentu, bagi si pemodal pasif dia hanya mendapat komisi bagi hasil setelah adanya pemotongan upah tenaga kerja dan biaya operasional lainnya. Terkecuali ada kesepakatan lain yang sudah dibahas seperti pada poin pertama.
Jadi, selain berpengaruh pada kelancaran aktivitas bisnis yang dijalani. Tanggung Jawab dan Tugas itu juga berpengaruh pada hasil yang didapat oleh masing-masing dari kalian.
4. Tidak Melakukan Evaluasi Berkala
Kalau sama teman, biasanya sulit mengungkapkan ketidakcocokan dalam menjalankan bisnis. Alhasil, kalian hanya diam dan menjalannya secara terpaksa. Jikapun ada yang bisa disampaikan, seringkali malah dengan cara yang malah menimbulkan konflik secara berlebihan.
Bisnis dengan teman bisa gagal jika hal itu terjadi, bahkan secara terus menerus.
Untuk itu, bagi kalian yang memilih bisnis dengan teman. Kalian harus bisa menjadwalkan evaluasi secara berkala. Baik untuk urusan operasional ataupun seperti pembahasan pada poin sebelumnya dalam tulisan ini.
5. Tidak Ada Rencana Bisnis
“Jalanin aja dulu, gak usah ribet bikin rencana bisnis”, Eitsss…. padahal bisnis juga perlu kepastian lho.
Memang tidak harus dilakukan diawal sekali. Rencana bisnis untuk masa depan bisa dibahas ketika bisnis sudah berjalan dan terlihat memiliki potensi dan peluang untuk terus dijalankan.
Ya, pada periode awal yang ditentukan, memang baiknya kita memulai bisnis dengan tujuan orientasi medan dan menguji kelayakan bisnis tersebut. Misal saja, mencoba menjalankan dalam periode 2 bulan, 1 semester atau bahkan 1 tahun lebih. Itu sudah biasa.
Namun, ketika masa periode percobaan bisnis itu ditetapkan akan segera habis. Kalian harus segera merancang dan menyepakati bagaimana rencana bisnis tersebut untuk masa depan. Sekalipun ini bisnis sampingan, tapi kalian mau dong fokus menjalankannya kalau emang ini berpotensi menghasilkan. Hehe.
Komentar